INDEKS KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI PADANG RUMPUT

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI UMUM

 

PERCOBAAN IV

INDEKS KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI PADANG RUMPUT

 

NAMA                                               : ASTRID SAFIRA IDHAM

NIM                                                    : H41113341

KELOMPOK                                    : II (DUA) B

HARI/TGL. PERCOBAAN                        : SELASA/25 MARET 2014

ASISTEN                                          : ANWAR

                                              AHMAD SOLEH

 

 

 

 

LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

BAB I

PENDAHULUAN

 

I.1 Latar Belakang

            Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan hidup organisme di bumi, yang berupa tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan genetika yang dikandungnya, serta ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup. Dimana kita ketahui bahwa ekosistem adalah suatu sistem dialam yang terdapat hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya, juga dengan lingkungannya (Umar, 2014).

            Semakin banyak jenis yang dapat dijumpai pada suatu ekosistem maka semakin tinggi tingkat keanekaragaman hayatinya, semakin tinggi keanekaragaman hayati suatu tempat, semakin kompleks ekosistemnya. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati dalam suatu ekosistem diperlukan suatu indeks keanekaragaman dalam suatu komunitas (Lakitan, 1994).

Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk menentukan indeks keanekaragaman suatu komunitas, sangatlah diperlukan pengatahuan atau keterampilan dalam mengindentifikasi hewan. Bagi seseorang yang sudah terbiasa pun dalam melakukan indentifikasi hewan sering membutuhkan waktu yang lama, apalagi yang belum terbiasa. Karena itu untuk kajian dalam komunitas dan indeks keanekaragaman sering didasarkan pada kelompok hewan, misalnya, familia, ordo atau kelas dan hal ini pun dibutuhkan cukup keterampilan dan pengalaman. Mengingat keanekaragaman spesies dan jumlah hewan yang berada di daerah tropis jauh lebih banyak di bandingkan dengan daerah temperatur dan daerah beriklim dingin. Untuk beberapa tujuan yang praktis, ada suatu cara penentuan untuk mendukung indeks keanekaragaman suatu habitat atau komunitas tanpa harus mengetahui nama masing-masing jenis hewan sama atau tidak pada pola pengurutan pengambilan sampel yang dilakukan secara aacak pada saat pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode itu dikemukakan oleh Kennedy pada tahun 1997 (Umar, 2014).

 

I.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah :

  1. Menentukan indeks keanekaragaman serangga yang terdapat di padang rumput dengan menggunakan indeks Kennedy.
  2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan rumus-rumus sederhana dan cepat dalam memprediksi keadaan suatu komunitas.

 

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa,25Maret 2014,praktikum dalam laboratorium dilakukan pada pukul 14.00–17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar,Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar dan  pengambilan sampel dilakukan pada hari yang sama, pada pukul 06.00 – 07.30 WITA, bertempat di sekitar danau Universitas Hasanuddin, Makassar.

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Keanekaragaman jenis merupakan karakteristik tingkatan dalam komunitas berdasarkan organisasi bilogisnya, yang dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitasnya. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman yang tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies sama dan hampir sama. Sebaliknya jka suatu komunitas disusun oleh sedikit spesies dan jika hanya sedikit spesies yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah (Umar, 2014).

Tanaman dan hewan dari berbagai jenis yang hidup secara alami di suatu tempat membentuk kumpulan yang di dalamnya setiap individu menemukan lingkungannya yang memnuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kumpulan ini terdapat pula krerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan hidup timbale balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini terbentuk suatu derajat keterpaduan. Kumpulan atau susunan dari berbagai populasi yang telah menyesuaikan diri dan menghuni suatu wilayah di alam disebut komunitas. Dan seperti halnya populasi dan jasad hidup lain yang membentuknya, komunitas pupa mempunyai struktur dan fungsi di alam bahkan dengan derjat populasi yang lebih tinggi, karena memiliki ciri, sifat dan kemampuan yang lebih tinggi daripada populasi. Misalnya dalam populasi interaksi hanya bisa dicapai antarindividu, sedangkan dalam komunitas bisa antarpopulasi (Odum, 1993).

Indonesia merupakan salah satu negara “Mega Biodiversity” setelah Brazil. Tetapi dibandingkan dengan Brazil, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah disamping memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas). Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri (Azkinin, 2011).

Salah satu kekayaan sumber daya hayati berupa fauna adalah serangga. Serangga merupakan salah satu kelas dalam filum Arthropoda yang paling  banyak  jumlahnya. Lebih kurang 70% dari filum Arthropoda yang ada di dunia adalah serangga. Tubuh serangga terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala (caput ), dada ( thoraks ) dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat sepasang antena yang ukurannya sangat bervariasi dan mulut yang memiliki berbagai tipe sesuai dengan jenis makananya, ada yang memiliki tipe mulut untuk menggigit,  mengunyah, menghisap, menyerap, menjilat,dan menusuk serta modifikasi bentuk mulut lainnya. Bagian dada pada serangga terdiri dari tiga segmen, masing-masing didukung oleh sepasang kaki, sehingga serangga mempunyai enam kaki (heksapoda). Berbeda dengan hewan Arthropoda lainnya, pada toraks insekta terdapat dua pasang sayap, masing-masing pada segmen dada kedua dan ketiga. Adanya sayap memungkinkan kelompok serangga dapat terbang dan berpindah ketempat yang jauh. Bagian perut pada dasarnya terdiri dari 12 ruas, tetapi pada beberapa serangga hanya mempunyai 6-8 ruas karena ada ruas-ruas bagian perut yang mereduksi (Odum, 1993).

Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem (Michael, 1994) :

            a.    Keanekaragaman jenis

Manusia dalam mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati dan juga mungkin tingkah laku, penampilannya, makanannya dan cara perkembangbiakannya, habitatnya serta  interaksinya dengan makhluk lain.

Pada tumbuhan yang dapat diamati misalnya tempat tumbuhnya, batangnya, daunnya, bunganya, serangga yang mengunjunginya serta burung yang bersarang di dalamnya.

b. Keanekaragaman genetis/gen/genetika

Setiap populasi mempunyai sifat genetik tertentu. Individu-individu sejenis ini mempunyai kerangka dasar komponen genetis yang sama (kromosomnya sama tetapi memiliki komponen faktor keturunan yang berbeda).

Contohnya  : Rasa manis dan asam pada mangga, warna kuning, merah dan putih pada biji jagung.

Keanekaragaman gen menentukan keanekaragaman jenis individu, meski jenisnya sama tetapi memiliki gen yang tidak sama bila dibandingkan dengan individu lain dalam kelompok tersebut. Keaneka ragaman genetik merupakan keanekaragaman sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan demikian tidak ada satu makhlukpun yang sama persis dalam penampakannya.

c. Keanekaragaman ekosistem

Ekosistem merupakan satu kesatuan lingkungan yang melibatkan faktor biotik (makhluk hidup) dan faktor abiotik (mineral, udara, air, tanah dll.) yang  berinteraksi satu sama lain. Indonesia memiliki makhluk hidup yang bervariasi, sehingga ekosistem yang terbentuk juga beragam.

Contohnya  : Ekosistem bahari, ekosistem hutan bakau, ekosistem hutan rawa air tawar, ekosistem danau, dan ekosistem pertanian

Indeks keragaman jenis merupakan parameter yang sangat banyak digunakan untuk membandingkan data komunitas tumbuhan terutama untuk mempelajari pengaruh dari gangguan faktor biotik atau untuk mengetahui tingkat

tahapan suksesi dan kestabilan dari komunitas tumbuhan. Keragaman jenis dihitung dengan menggunakan indeks keragaman jenis yang merupakan perbandingan antara jumlah dari jenis dan nilai penting atau jumlah atau biomassa atau produktivitas dari individu-individu (Umar, 2014).

              Keanekaragaman spesies sangatlah penting dalam menentukan batas kerusakan yang dilakukan terhadap sistem alam akibat turut campur tangan manusia. Terdapat enam faktor ini saling berinteraksi untuk menetapkan keanekaragaman jenis dalam komunitas yang berbeda diantaranya (Oka, 1995) :

  1. Waktu, keragaman komunitas bertambah sejalan dengan waktu, berarti komunitas tua yang sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme dari pada komunitas muda yang belum berkembang. Waktu dapat berjalan dalam ekologi lebih pendek atau hanya sampai puluhan generasi.
  2. Heterogenesis ruang, semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin kompleks komunitas flora dan fauna disuatu tempat tersebar dan semakin tinggi keragaman jenisnya.
  3. Kompetisi, terjadi apabila sejumlah organisme menggunakan sumber yang sama yang ketersediaannya kurang, atau walaupun ketersediaannya cukup, namun persaingan tetap terjadi juga bila organisme-organisme itu memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya.
  4. Pemasangan, yang mempertahankan komunitas populasi dari jenis bersaing yang berbeda dibawah daya dukung masing-masing selalu memperbesar kemungkinan hidup berdampingan sehingga mempertinggi keragaman, apabila intensitas dari pemasangan terlalu tinggi atau rendah dapat menurunkan keragaman jenis.
  5. Kestabilan iklim, makin stabil, suhu, kelembaban, salinitas, pH dalam suatu lingkungan tersebut. Lingkungan yang stabil, lebih memungkinkan keberlangsungan evolusi.
  6. Produktifitas, juga dapat menjadi syarat mutlak unuk keanekaragaman yang tinggi.

 

BAB III

METODE PERCOBAAN

 

III.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya yaitu pinset, botol sampel, dan Sweeping net.

 

III.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu alkohol 70 % dan serangga.

 

III.3 Metode Kerja

            Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

  1. Cara pengambilan sampel :
  2. Memilih lokasi pada padang rumput yang ada di sekitar kampus, kemudian melakukan penangkapan serangga dengan menggunakan sweeping net.
  3. mengayungkan ke kiri dan ke kekanan sweeping net di permukaan padang rumput, setiap melangkah 1 kali ayunkan, dilakukan 20 kali ayunan (20 langkah) kedepan lalu berbalik dan kembali sweeping net diayunkan sebanyak210 kali (10 langkah).
  4. Menggulung sweeping net agar serangga tidak lepas, kemudian memasukkan serangga kedalam botol sampel, kemudian menaruh tissue yang telah dibasahi dengan alkohol 70% ke dalam botol sampel yang berfungsi untuk membunuh sampel yang telah diperoleh.
  5. Melakukan penjaringan serangga dengan Sweeping net sebanyak 2 kali pada lokasi yang berbeda di padang rumput.

B.  Cara kerja di laboratorium :

  1. Mengambil sampel dan menuangkannya ke dalam wadah dan mengambil secara acak satu persatu serangga dengan pinset.
  2. Mengamati serangga no.1, kemudian pada lembar kerja berilah tanda + , kemudian mengambil serangga no.2 dan meletakkannya berdampingan dengan serangga no.1 dan mengamatinya. Jika serangga no.2 berbeda dengan no.1 beri tanda + pada lembar kerja, tetapi apabila sama, maka beri tanda 0  pada lembar kerja.
  3. Memasukkan kembali serangga no.1kedalam botol yang lain, kemudian melanjutkan pengamatan dengan mengambil sampel no.3, lakukan seperti point ke-2 sampai semua sampel teramati.
  4. Perhatikan bahwa setiap serangga yang diambil hanya dibandingkan dengan hewan sebelumnya.
  5. Setelah selesai pengamatan sampel, melakukan perhitungan indeks keanekaragaman atau indeks diversitas (LD) Kennedy :

INDEKS KENNEDY =

  1. Melakukan pengamatan beberapa kali dan diambil harga rata-ratanya.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Azkinin, G., 2011, Keanekaragaman Hayati di Indonesia,http://edukasi-QQQQpustaka.blogspot.com/2011/12/keanekaragaman-hayati-di-indonesia.html,QQQQDiakses pada Rabu26Maret 2014 pukul 23.00 WITA.

 

Lakitan, B., 1994, Ekologi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

 

Michael, P. E., 1994, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan QQQQLaboratorium,Universitas Indonesia, Jakarta.

 

Odum, E., 1993, Dasar-Dasar Ekologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

 

Oka, I. N., 1995, Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di QQQQindonesia, Universitas Gadja MadaPress, Yokyakarta.

 

Umar, M. R., 2014, Penuntun Praktikum Ekologi Umum, Universitas Hasanuddin, QQQQMakassar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

IV.1 Hasil

IV.1.1 Tabel Pengamatan

A. Pengamatan lokasi I

     Tabel 1. Lokasi I

 

Urutan spesimen

Jumlah tanda +

+ + + + + + + + 0 0 0 + + + + + + 0 +

n = 19

 

15

 

B. Pengamatan lokasi II

   Tabel 2. Lokasi II

 

Urutan spesimen

Jumlah tanda +

+ + + 0 + 0 + 0 0 + + + + 0 + 0

n = 16

10

 

Keterangan :

+ = jenis beda

0 = jenis sama

Nb : Parameter keanekaragaman

< 0,5                = Keanekaragaman rendah

0,5 – 0,7          = Keanekaragaman sedang

0,7 – 1             = Keanekaragaman tinggi

 

 

IV.1.2 Analisis Data

  1. Lokasi 1

IDK = = = 0,78 (keanekaragaman tinggi)

  1. Lokasi 2

IDK = = = 0,62 (keanekaragaman sedang)

 

IV.2 Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan analisis terhadap serangga dalam sebuah ekositem padang rumput pada dua lokasi yang berbeda untuk mengetahui tingkat keanekaragaman serangga tersebut.Untuk mengetahui apakah serangga yang kita peroleh termasuk golongan tingkat keanekaragaman tinggi, sedang atau rendah, maka kita perlu menggunakan indeks Kennedy.

Pada percobaan ini dilakukan penangkapan serangga dengan menggunakan sweeping net dengan cara mengayunkan sweeping net sebanyak 2 kali ayunan dalam sekali langkah (10 langkah) kemudian berbalik dan mengayunkannya lagi sebanyak 2 kali di setiap langkah (10 langkah). Penangkapan ini dilakukan pada dua lokasi yang berbeda yang telah ditentukan.

Dari hasil penangkapan dengan menggunakan sweeping net pada lokasi I diperoleh serangga atau spesimen sebanyak 19, dengan jumlah + sebanyak 15, maka berdasarkan perhitungan Indeks Kennedy didapatkan hasil 0,78. Sedangkan Dari hasil pengkapan dengan menggunakan sweeping net pada lokasi II diperoleh serangga atau spesimen sebanyak 16, dengan jumlah + hanya 10, pada perhitungan Indeks Kennedy diperoleh hasil 0,62. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui

bahwa tingkat keanekaragaman serangga pada lokasi I tinggi, ini dikarenakan hasil perhitungan dari Indeks Kennedy menunjukkan nilai diatas 0,7 yang berarti keanekaragaman pada daerah tersebut tinggi, sedangkan pada lokasi II tingkat keanekaragamnnya sedang karena hasil yang dipereoleh berada di interval 0,5 – 0,7.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat simpulkan bahwa lingkungan tempat pengambilan sampel tersebut sudah cukup stabil, artinya lingkungan tempat pengambilan sampel belum terpengaruh oleh hal-hal yang bisa membuat populasi serangga di tempat itu berkurang, pencemaran yang terjadi di danau Unhas belum memberi pengaruh yang cukup berarti pada serangga yang berada disekitar danau. Walaupun tingkat keanekaragaman pada lokasi I dan lokasi II berbeda. Keanekaragaman organisme di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor udara, tanah, organisme, dan beberapa faktor stabilitas, yaitu ketinggian, lintang, letak, dan pH. Jumlah spesies dalam komunitas penting dari segi ekologi karena keanekaragaman spesies akan bertambah bila habitat stabil atau sesuai dengan komunitas yang hidup pada habitat tersebut.

Dengan keadaan lingkungan yang relatif stabil, serangga masih dapat menambah atau memperbesar jumlah populasinya serta memperbanyak variasi individunya. Tetapi tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti populasi dari serangga akan berkurang begitu pula dengan keanekaragamannya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya pencemaran lingkungan, aktivitas manusia yang dapat mempersempit habitat serangga tersebut serta makanan yang tersedia mulai berkurang sehinnga tingkat kompetisi antara serangga menjadi tinggi sehingga serangga banyak yang melakukan emigrasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan bahwa indeks keanekaragaman serangga di padang rumput tepatnya di sekitar danau, dikategorikan tinggi karena diakibatkan oleh faktor lingkungan dan serangga mampu beradaptasi karena pada lokasi pengamatan memiliki padang rumput yang subur dan cukup lebat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

V.1 Kesimpulan

            Dari hasil pengambilan sampel dan pengujian dengan menggunakan Indeks Kennedy, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Dari hasil pengambilan sampel pada dua lokasi yang berbeda diperoleh Indeks Kennedy pada lokasi I sebesar 0,78 yang menunjukkan tingkat keanekaragaman yang tinggi dan pada lokasi II diperoleh Indeks Keneddy sebesar 0,62 yang menunjukkan tingkat keanekaragaman yang sedang.
  2. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara acak pada 2 lokasi yang berbeda yang kemudian dianalisis dengan Indeks Kennedy yang dapat menunjukkan parameter tingkat keanekaragaman serangga pada suatu lokasi.

V.2 Saran

            Sebaiknya jumlah alat (sweeping net) yang disediakan untuk percobaan ini ditambah, agar praktikum dapat berjalan dengan efisien. Selain itu diharapkan agar metode perhitungan dalam menganalisis data ditambah.

 

Leave a comment